Alhamdulillah setelah trit pertama saya mengenai Regu JJ, kini saya kembali membuat trit yang masih berhubungan dengan Regu JJ.
Yakni Perlintasan KA Sebidang.
![]()
Langsung aja.
Seringkali dalam beberapa perjalan kita saat mengendarai kendaraan bermotor entah roda dua atau empat atau bahkan lebih, kita berjumpa yang namanya perlintasan KA sebidang.
Dimana perlintasan KA sebidang itu adalah ketika jalan raya dilewati oleh rel, jalan khusus untuk kereta api.
Dan di perlintasan sebidang tersebut kita banyak menjumpai unsur-unsur palang pintu yang mungkin teman-teman sudah banyak mengetahuinya.
Dan di trit ini saya ingin mengulas lebih dalam lagi apa saja yang dapat kita jumpai di perlintasan KA sebidang.
Pertama, dari segi singkatan. banyak yang mengatakan singkatan dari Perlintasan Sebidang adalah PJL. perlu diketahui bahwa singkatan PJL adalah singkatan untuk pegawainya yang berdinas, yang mana PJL adalah Penjaga Lintasan KA.
Sedangkan untuk perlintasannya sendiri biasa disingkat PLT yang artinya Perlintasan. namun beberapa versi juga menggunakan singkatan JPL yang artinya Penjaga Pintu dan Lintasan. biasanya untuk singkatan JPL diperuntukkan untuk perlintasan sebidang yang masih menggunakan sistem semi otomatis.
Sedangkan untuk singkatan PJL berarti perlintasannya sudah memakai sistem otomatis secara keseluruhan. nah dalam trit ini saya akan membahas mengenai perlintasan sebidang dengan sistem otomatis.
Dilihat dari segi pegawai yang berdinas.
Sebelumnya dalam postingan saya mengenai Regu JJ dikatakan bahwa didalam Regu JJ terdapat sub-unit yang salah satunya adalah Penjaga Lintasan Kereta Api.
PJL dari Regu JJ memiliki arti bahwa perlintasan sebidang tersebut dibawah kendali dan kontrol rutin Regu JJ. Maka dari itu, PJL yang ditempatkan bisa berasal dari anggota Regu JJ yang di rotasi.
Selain dari Regu JJ, PJL juga ada yang berasal dari stasiun. berasal dari stasiun berarti perlintasan sebidang tersebut dibawah kendali dan kontrol rutin serta masih mencakup di wilayah stasiun.
Pegawainya pun bisa berasal dari pihak stasiun, semisal PPKA stasiun bisa menjadi PJL atau sebaliknya.
Lalu saat ini, banyak juga perlintasan sebidang yang sudah dijaga oleh pihak ketiga yang bekerja sama dengan PT. KAI sendiri, atau yang biasa disebut pegawai non-organik. Yang mana petugas-petugas tersebut berasal dari cv-cv terkait atau dari satuan pengamanan.
Dibeberapa wilayah daop sudah banyak yang menerapkan sistem penjaga lintasan menggunakan pegawai non-organik ini.
Lalu ada sebutan PJL Heksa. PJL Heksa adalah sebutan untuk pegawai yang menggantikan PJL utama karena alasan terntentu seperti sakit atau keperluan mendesak.
Asal PJL Heksa tergantung dimana PLT tersebut bernaung. Jika dibawah naungan Regu JJ, maka Heksa-nya dari Regu JJ. Kalau dari stasiun maka Heksa-nya dari pihak stasiun.
Untuk PJL Heksa yang berasal dari Regu JJ, biasanya setiap PJL memiliki satu orang yang sudah ditetapkan untuk menggantikan yang utama jika yang utama berhalangan dinas.
Atau lebih dikenal dengan PJL "Serepan".
Sementara itu tugas dari PJL adalah mengawasi PLT dari gangguan kendaran-kendaraan ketika KA hendak melintas.
Ingat, tugas PJL adalah MENGAMANKAN PERJALANAN KA BUKAN MENYELAMATKAN KENDARAAN YANG MELINTASI PERLINTASAN SEBIDANG.
Masuk ke ulasan berikutnya mengenai sistem kerja palang pintu yang berada di perlintasan sebidang.
Karena saya tinggal dan sering mampir ke PLT otomatis maka saya akan membahas mengenai sistem PLT otomatis.
Pada intinya, yang namanya mesin otomatis adalah mesin yang dapat bekerja sendiri tanpa bantuan tambahan lagi dari manusia. Hal ini juga berlaku untuk palang pintu di PLT dengan sistem otomatis.
Cara kerja palang otomatis tersebut ialah diletakkannya alat sensor sejauh 1-1.5km dari arah kereta melintas untuk menutup palang dan alat sensor sejauh 100-300m dari arah kereta melewati PLT untuk membuka palang.
Alat sensor tersebut mempunyai cara kerja yang mana akan bereaksi ketika terdapat beban yang telah ditentukan, dalam hal ini kereta api itu sendiri.
Dari alat sensor tersebut, maka arah penunjuk datangnya arah kereta yang terletak didalam Pos PJL akan menyala serta ke arah palang pintu untuk menutup dan membuka.
Dengan kata lain, palang pintu ditutup dan dibuka oleh kereta api itu sendiri.
Lalu akan muncul pertanyaan bagaimana jika ada pemberlakuan sepur kiri atau alat sensor tersebut mengalami gangguan semacam konslet??
Untuk menjawab bagaimana menutup dan membuka palang pintu saat pemberlakuan sepur kiri adalah dengan cara manual, yaitu ditutup dan dibuka oleh PJL.
Karena alat sensor hanya terletak di sepur yang dilewati KA secara normal.
Alat untuk menutup dan membuka palang terdapat didalam Pos PJL.
Untuk menjalankan prosedur tersebut, biasanya sudah mengontak atau dikontak oleh stasiun terdekat bahwa ada gangguan atau persiapan sepur kiri. PJL harus ekstra waspada seiring dengan warta perintah yang datang.
Penutupan dan pembukaan palang manual tersebut juga berlaku untuk gangguan alat sensor yang konslet atau juga KA yang tertahan Semboyan 7 dimana sinyal masuk stasiun berada sesudah PLT sebidang.
Salah satu contoh percakapan via TOKA antara PJL dengan PPKA ketika diberlakukan sepur kiri.
PPKA : "55 monitor, persiapan KA xx dari timur menggunakan sepur kiri dari Klender."
PJL : "ya cipinang, dikopi. siap menggunakan manual."
*PJL 55 Cipinang dan PPKA St. Cipinang
Dan yang dilakukan PJL adalah melihat ke sepur kiri dari arah timur sebelum menutup palang pintu. setelah kereta melintas, PJL kemudian membuka kembali palang pintu tersebut.
Kemudian darimanakah sumber listrik untuk menggerakkan palang pintu??
Tentu bukan berasal dari listrik pemerintah, karena hal tersebut dapat memungkinkan ikutnya mati daya ketika ada pemadaman listrik.
Maka dari itu, sumber daya yang didapat berasal dari accu yang diletakkan di sekitar Pos PJL.
Di Daop 1, sumber daya juga didapat dari arus LAA yang sudah diatur arus masuknya. Hal ini lebih menghemat penggunaan accu itu sendiri.
Perlu jadi catatan bahwa kelayakan palang pintu dalam beroperasi adalah tanggung jawab dari petugas SDK, yaitu Sinyal dan Komunikasi. PJL hanya sebatas merawat saja, untuk pemeriksaan rutin jatuh ke bagian tugas SDK.
Mungkin ini dulu yang bisa saya sampaikan, selebihnya jika ada masukkan atau saran bahkan kritik, saya tak segan menerima dan menjawab sesuai kemampuan saya.
Apabila banyak kekurangan dan kesalahan, mohon dimaafkan dan dikoreksi.
Sumber postingan saya berasal dari PJL 55 Cipinang dan juga Regu JJ Resort 1.4 Jatinegara.
Saya juga memberikan beberapa gambar seputar PLT 55 Cipinang.
Sekian dan terima kasih.
Salam
![]()
Penjaga Lintasan KA
![]()
Rambu-rambu di Perlintasan KA
![]()
Sumber daya palang pintu
![]()
Box mesin palang pintu
![New_xiexie New_xiexie]()
Berikut keterangan alat yang terdapat didalam Pos PJL.
![]()
panah 1 : tombol yang berfungsi sebagai pengerem turunnya palang.
panah 2 : lampu indikator penunjuk datangnya arah kereta.
panah 3 : tombol yang berfungsi untuk menutup palang secara manual.
panah 4 : tombol yang berfungsi sebagai pembuka palang secara manual.
panah 5 : tombol yag berfungsi sebagai pembunyi sirine saat pemberlakuan pentupan palang secara manual.
*note : jika sedang diberlakukan penutupan palang secara manual maka urutan tombol yang dipencet adalah tombol di panah 4 lalu 5 kemudian 3 lalu di rem dgn tombol di panah 1.
Beberapa perlengkapan penunjang di Perlintasan KA Sebidang
![]()
Palang Pintu
![]()
Genta PJL
*Genta PJL digunakan sebelum sirine dipakai. Hingga saat ini sudah banyak Genta PJL yang tidak dipakai karena sudah ada beberapa perlintasan KA sebidang yang memakai sistem otomatis.
![]()
TOKA
Yakni Perlintasan KA Sebidang.

Langsung aja.
Seringkali dalam beberapa perjalan kita saat mengendarai kendaraan bermotor entah roda dua atau empat atau bahkan lebih, kita berjumpa yang namanya perlintasan KA sebidang.
Dimana perlintasan KA sebidang itu adalah ketika jalan raya dilewati oleh rel, jalan khusus untuk kereta api.
Dan di perlintasan sebidang tersebut kita banyak menjumpai unsur-unsur palang pintu yang mungkin teman-teman sudah banyak mengetahuinya.
Dan di trit ini saya ingin mengulas lebih dalam lagi apa saja yang dapat kita jumpai di perlintasan KA sebidang.
Pertama, dari segi singkatan. banyak yang mengatakan singkatan dari Perlintasan Sebidang adalah PJL. perlu diketahui bahwa singkatan PJL adalah singkatan untuk pegawainya yang berdinas, yang mana PJL adalah Penjaga Lintasan KA.
Sedangkan untuk perlintasannya sendiri biasa disingkat PLT yang artinya Perlintasan. namun beberapa versi juga menggunakan singkatan JPL yang artinya Penjaga Pintu dan Lintasan. biasanya untuk singkatan JPL diperuntukkan untuk perlintasan sebidang yang masih menggunakan sistem semi otomatis.
Sedangkan untuk singkatan PJL berarti perlintasannya sudah memakai sistem otomatis secara keseluruhan. nah dalam trit ini saya akan membahas mengenai perlintasan sebidang dengan sistem otomatis.
Dilihat dari segi pegawai yang berdinas.
Sebelumnya dalam postingan saya mengenai Regu JJ dikatakan bahwa didalam Regu JJ terdapat sub-unit yang salah satunya adalah Penjaga Lintasan Kereta Api.
PJL dari Regu JJ memiliki arti bahwa perlintasan sebidang tersebut dibawah kendali dan kontrol rutin Regu JJ. Maka dari itu, PJL yang ditempatkan bisa berasal dari anggota Regu JJ yang di rotasi.
Selain dari Regu JJ, PJL juga ada yang berasal dari stasiun. berasal dari stasiun berarti perlintasan sebidang tersebut dibawah kendali dan kontrol rutin serta masih mencakup di wilayah stasiun.
Pegawainya pun bisa berasal dari pihak stasiun, semisal PPKA stasiun bisa menjadi PJL atau sebaliknya.
Lalu saat ini, banyak juga perlintasan sebidang yang sudah dijaga oleh pihak ketiga yang bekerja sama dengan PT. KAI sendiri, atau yang biasa disebut pegawai non-organik. Yang mana petugas-petugas tersebut berasal dari cv-cv terkait atau dari satuan pengamanan.
Dibeberapa wilayah daop sudah banyak yang menerapkan sistem penjaga lintasan menggunakan pegawai non-organik ini.
Lalu ada sebutan PJL Heksa. PJL Heksa adalah sebutan untuk pegawai yang menggantikan PJL utama karena alasan terntentu seperti sakit atau keperluan mendesak.
Asal PJL Heksa tergantung dimana PLT tersebut bernaung. Jika dibawah naungan Regu JJ, maka Heksa-nya dari Regu JJ. Kalau dari stasiun maka Heksa-nya dari pihak stasiun.
Untuk PJL Heksa yang berasal dari Regu JJ, biasanya setiap PJL memiliki satu orang yang sudah ditetapkan untuk menggantikan yang utama jika yang utama berhalangan dinas.
Atau lebih dikenal dengan PJL "Serepan".
Sementara itu tugas dari PJL adalah mengawasi PLT dari gangguan kendaran-kendaraan ketika KA hendak melintas.
Ingat, tugas PJL adalah MENGAMANKAN PERJALANAN KA BUKAN MENYELAMATKAN KENDARAAN YANG MELINTASI PERLINTASAN SEBIDANG.
Masuk ke ulasan berikutnya mengenai sistem kerja palang pintu yang berada di perlintasan sebidang.
Karena saya tinggal dan sering mampir ke PLT otomatis maka saya akan membahas mengenai sistem PLT otomatis.
Pada intinya, yang namanya mesin otomatis adalah mesin yang dapat bekerja sendiri tanpa bantuan tambahan lagi dari manusia. Hal ini juga berlaku untuk palang pintu di PLT dengan sistem otomatis.
Cara kerja palang otomatis tersebut ialah diletakkannya alat sensor sejauh 1-1.5km dari arah kereta melintas untuk menutup palang dan alat sensor sejauh 100-300m dari arah kereta melewati PLT untuk membuka palang.
Alat sensor tersebut mempunyai cara kerja yang mana akan bereaksi ketika terdapat beban yang telah ditentukan, dalam hal ini kereta api itu sendiri.
Dari alat sensor tersebut, maka arah penunjuk datangnya arah kereta yang terletak didalam Pos PJL akan menyala serta ke arah palang pintu untuk menutup dan membuka.
Dengan kata lain, palang pintu ditutup dan dibuka oleh kereta api itu sendiri.
Lalu akan muncul pertanyaan bagaimana jika ada pemberlakuan sepur kiri atau alat sensor tersebut mengalami gangguan semacam konslet??
Untuk menjawab bagaimana menutup dan membuka palang pintu saat pemberlakuan sepur kiri adalah dengan cara manual, yaitu ditutup dan dibuka oleh PJL.
Karena alat sensor hanya terletak di sepur yang dilewati KA secara normal.
Alat untuk menutup dan membuka palang terdapat didalam Pos PJL.
Untuk menjalankan prosedur tersebut, biasanya sudah mengontak atau dikontak oleh stasiun terdekat bahwa ada gangguan atau persiapan sepur kiri. PJL harus ekstra waspada seiring dengan warta perintah yang datang.
Penutupan dan pembukaan palang manual tersebut juga berlaku untuk gangguan alat sensor yang konslet atau juga KA yang tertahan Semboyan 7 dimana sinyal masuk stasiun berada sesudah PLT sebidang.
Salah satu contoh percakapan via TOKA antara PJL dengan PPKA ketika diberlakukan sepur kiri.
PPKA : "55 monitor, persiapan KA xx dari timur menggunakan sepur kiri dari Klender."
PJL : "ya cipinang, dikopi. siap menggunakan manual."
*PJL 55 Cipinang dan PPKA St. Cipinang
Dan yang dilakukan PJL adalah melihat ke sepur kiri dari arah timur sebelum menutup palang pintu. setelah kereta melintas, PJL kemudian membuka kembali palang pintu tersebut.
Kemudian darimanakah sumber listrik untuk menggerakkan palang pintu??
Tentu bukan berasal dari listrik pemerintah, karena hal tersebut dapat memungkinkan ikutnya mati daya ketika ada pemadaman listrik.
Maka dari itu, sumber daya yang didapat berasal dari accu yang diletakkan di sekitar Pos PJL.
Di Daop 1, sumber daya juga didapat dari arus LAA yang sudah diatur arus masuknya. Hal ini lebih menghemat penggunaan accu itu sendiri.
Perlu jadi catatan bahwa kelayakan palang pintu dalam beroperasi adalah tanggung jawab dari petugas SDK, yaitu Sinyal dan Komunikasi. PJL hanya sebatas merawat saja, untuk pemeriksaan rutin jatuh ke bagian tugas SDK.
Mungkin ini dulu yang bisa saya sampaikan, selebihnya jika ada masukkan atau saran bahkan kritik, saya tak segan menerima dan menjawab sesuai kemampuan saya.
Apabila banyak kekurangan dan kesalahan, mohon dimaafkan dan dikoreksi.
Sumber postingan saya berasal dari PJL 55 Cipinang dan juga Regu JJ Resort 1.4 Jatinegara.
Saya juga memberikan beberapa gambar seputar PLT 55 Cipinang.
Sekian dan terima kasih.
Salam

Penjaga Lintasan KA

Rambu-rambu di Perlintasan KA

Sumber daya palang pintu

Box mesin palang pintu
Quote:gak nolak kalau ada yang ngasih ijo-ijo secara ikhlas.

Berikut keterangan alat yang terdapat didalam Pos PJL.

panah 1 : tombol yang berfungsi sebagai pengerem turunnya palang.
panah 2 : lampu indikator penunjuk datangnya arah kereta.
panah 3 : tombol yang berfungsi untuk menutup palang secara manual.
panah 4 : tombol yang berfungsi sebagai pembuka palang secara manual.
panah 5 : tombol yag berfungsi sebagai pembunyi sirine saat pemberlakuan pentupan palang secara manual.
*note : jika sedang diberlakukan penutupan palang secara manual maka urutan tombol yang dipencet adalah tombol di panah 4 lalu 5 kemudian 3 lalu di rem dgn tombol di panah 1.
Beberapa perlengkapan penunjang di Perlintasan KA Sebidang

Palang Pintu

Genta PJL
*Genta PJL digunakan sebelum sirine dipakai. Hingga saat ini sudah banyak Genta PJL yang tidak dipakai karena sudah ada beberapa perlintasan KA sebidang yang memakai sistem otomatis.

TOKA